JPPOS,ID.TOLITOLI – Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tradisi adat istiadat yang terus dijaga dan dirawat kelestariannya.
Momentumnya terjadi pada senin, (31/05/2021) yang ditandai dengan dinobatkannya Bupati Tolitoli Amran Hi Yahya sebagai TAU DAKO LIPU (Pemimpin Daerah) dan juga dinobatkannya Wakil Bupati Tolitoli Moh.Besar Bantilan sebagai KAPITA (Putra Mahkota).
Penobatan gelar TAU DAKO LIPU dam KAPITA terhadap Bupati Tolitoli Amran Hi Yahya dan Wakil Bupati Tolitoli Moh.Besar Bantilan tersebut, Dilakukan langsung GAUKAN (Raja) Tolitoli ke-XVII Dr. (Hc) H.Moh.Saleh Bantilan, SH, MH bertempar dihalaman depan Rumah Jabatan Bupati Tolitoli (BALRE TAU DAKO LIPU), senin (31/5/2021.
Wartawan media ini melaporkan, prosesi penobatan Bupati Tolitoli Amran Hi Yahya sebagai TAU DAKO LIPU ke-IX diawali dari kediaman pribadi Bupati Tolitoli, dengan diusung oleh sejumlah prajurit kerajaan dan mssyarakat setempat Tau Dako Lipu Amran Hi Yahya bersama ibu, duduk berdampingan diatas kereta berwarna kuning dan uniknya kereta itu dipanggul oleh prajurit dan masyarakat setempat menuju rumah jabatan Bupati Tolitoli.
Setibanya di rumah jabatan Bupati Tolitoli, prosesi adat penobatan Amran Hi Yahya yang juga sebagai Ketua Dewan Penasehat Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Setwil Sulawesi Tengah sebagai TAU DAKO LIPU dilakukan langsung oleh Raja atau GAUKAN Tolitoli Dr.(Hc) H.Moh.Saleh Bantilan, SH, MH dengan disaksikan oleh perwakilan masyatakat adat tolitoli, ditondo, dampal (tiga suku asli di Kabupaten Tolitoli, unsur Forkompimda, pimpinan OPD dan lembaga vertikal, masyarakat dan undangan lainnya.
Dalam amanatnya, GAUKAN ke-XVII Tolitoli Dr. (Hc) H.Moh.Saleh Bantilan, SH, MH menegaskan, sebagai Tau Dako Lipu (Pemimpin Daerah) Amran Hi.Yahya bersama wakilnya dan seluruh organisasi perangkat daerah dalam menjalankan tugas jabatannya, diharapkan tetap memperhatikan keberadaan masyarakat yang multi etnis.
“Saya selalu katakan dberbagai kesempatan, Putra daerah adalah bukan hanya orang Tolitoli, Dondo atau Dampal. Tapi mereka yang membangun di sini itulah putra daerah,” kata Moh Saleh Bantilan.
Sementara itu Bupati Tolitoli Amran Yahya mengatakan meskipun dirinya berdarah bugis, tapi dia juga adalah putra daerah ini, begitupun dengan masyarakat Kabupaten Tolitoli pada umumnya.
Amran juga menegaskan, sekalipun multi etnis, kita juga harus tahu bahwa di Kabupaten Tolitoli ada 3 (tiga) etnis lokal, yakni Tolitoli, Dondo, Dampal.
“Dengan begitu kita yang berada di Tolitoli, baik pemerintah maupun masyarakat mari sama-sama membangun negeri ini dengan prinsip Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung,” ujar Bupati Tolitoli ke-IX. **
Sumber:FPIi Setwil Sulteng markoni jp.