Warga Sungai Bakau Besar Laut dan Pedagang UMKM Keluhkan Debu Proyek Pelebaran Jalan BTS Kota Mempawah – Sungai Pinyuh Gegara Tidak Disiram

JPPOS.ID Mempawah, Kalbar – Proyek pembangunn perlebaran jalan yang menelan anggaran ratusan milyar rupiah BTS Kota Mempawah – Sungai Pinyuh yang menghubungkan menuju Pelabuhan Internasional Kijing diprotes warga. Menyusul, tebalnya debu yang menebar ke permukiman. Kamis (31/8/2023).

Saat dikonfirmasi melalui Via Whatshap Kepala Desa Sungai Bakau Besar Laut H. Iwan Supardi mengatakan, pelaksanaan proyek perlebaran jalan yang sudah berlangsung beberapa pekan ini sangat meresahkan warga. Musim kemarau disertai angin kencang membuat debu proyek singgah ke rumah warga.

’’Debunya luar biasa. Warga yang rumahnya ada di pinggir jalan raya itu mengeluh akibat dampak debu yang bertebaran,’’ ungkapnya.

Selain mengakibatkan tempat hunian warga menjadi kotor, bagi warga yang berjualan di teras rumah juga terkena imbasnya. Bahkan, tak sedikit UMKM lingkungan RT yang memilih tutup sementara untuk menghindari debu.

’’Warung-warung UMKM RT. 1, 2 dan 2 tutup. Ini sudah semingguan sejak proyek ini dikerjakan. Akhirnya berdampak pada ekonomi warga, kan kasihan,’’ tandas Kades yang akrab disapa H. Iwan ini.

Debu yang bertebaran akibat (tanah merah datang-red) proyek ini juga berimbas pada kesehatan warga. Tak sedikit warga yang rumahnya di dekat proyek mengalami sesak nafas. Apalagi cuaca belakangan juga kurang bersahabat.

Warga meminta, pelaksana proyek bertanggung jawab atas dampak lingkungan yang ditimbulkan. Setidaknya di lokasi proyek dilakukan maksimal nya penyiraman. Saat pagi, siang, dan sore.

 

’’Harapan warga, setiap hari harus disiram, apalagi jalur ini juga banyak lalu lalang mobil besar. Kalau tidak begitu, setiap pagi debunya itu menumpuk tebal di teras rumah warga. Akibat debu ini, pernapasan warga juga terganggu. Warga jadi batuk-batuk hingga mengidap ispa,’’ sesalnya.

Warga bersyukur atas pembangunan pelebaran ruas jalan yang dilakukan pemerintah. Namun di sisi lain, warga tidak nyaman atas pengerjaan proyek tersebut akibat tidak ramah lingkungan.

Menanggapi hal ini, Perwakilan Pihak Perusahaan Suratno Singgih dikonfirmasi langsung menyikapinya. ’’Memang, saya juga marah karena pengawas di lapangan tidak berkerja dengan baik. Nanti kita perintahkan untuk disiram,’’ ungkapnya.

 

Menurutnya, dengan pengerjaan proyek ini memang membuat akses sedikit terganggu. Termasuk, warga yang berada di samping proyek.

Lanjutnya, pertemuan mediasi di Kantor BKU Sungai Bakau Besar Laut Singgih memastikan bahwa tuntutan warga tentang penyelesaian debu akibat dampak pembangunan jalan bakal direalisasi secepatnya.

“Tadi pagi kita sudah mediasi dengan beberapa warga bersama Kapolsek, Danramil dan Kades kami akan melakukan semaksimal mungkin penyiraman,” tutupnya. (Tyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *