JPPOS.ID | PONTIANAK – Dalam beberapa pekan ini, publik Pontianak dikagetkan dengan terungkapnya 500 anak yang terjebak dalam praktek prostitusi online. Keprihatinan ini yang mendorong Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kalbar menggelar seminar Islamic Parenting dengan tajuk Pola Asuh Anak Berkarakter Islami di Era Milenial secara daring, Minggu (27/12).
“Seminar ini menjadi alarm bagi orang tua, bahwa orang tua berperan sebagai guru utama bagi anak-anak. Kepedulian orang tua menentukan karakter dan moral anak, sehingga perannya mesti diperkuat,” ujar Ketua DPW LDII Kalbar, Susanto kepada sejumlah wartawan di sela-sela Seminar.
Terjadinya penyimpangan perilaku anak tidak menutup kemungkinan orang tua kurang peduli. “Kepedulian itu bukan sekedar kecukupan materi, tetapi lebih kepada perhatian dan komunikasi termasuk pendampingan,” tegas dia.
Semakin intens berkomunikasi maka anak merasa mendapat kasih sayang. “Disinilah tantangan kita, karena pembentuk moral anak didominasi faktor keluarga, baru lingkungan sekitar,” ujar Susanto.
Ketua Satgas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PPA) Kalbar, Nazmuddin Ishak, Op, M.Pd yang didaulat sebagai pemateri dalam seminar ini mengingatkan agar di era digital peran orang tua mesti lebih bijak. “Kehidupan diakui tidak bisa dilepaskan dari gadget, tapi orang tua juga mesti bijak dalam memberikan pengawasan,” katanya.
Ada hasil penelitian yang menyebutkan dari 100 anak usia SD, 95 anak diantaranya telah mengakses konten pornografi. “Ini yang mesti menjadi perhatian kita semua. Karena dengan mengakses pornografi akan menyebabkan kerusakan otak,” tegasnya.
Dampak kerusakan otak inilah yang membuat seseorang sulit melakukan kontrol dan mengendalikan perilaku serta sulit merencanakan masa depan. “Kesulitan itulah yang membuat anak mudah terjebak dalam praktek sex online,” tegas Nazmuddin seorang spesialis orthopaedagog ini. Sarannya tentu fungsi pendidikan keluarga dikembalikan dan diperkuat.