JPPOS.ID _ MALUKU
Pulau Buru — Pontensi tambang emas yang kini menjadi sumber ekonomi kehidupan masyarakat di kabupaten Buru profinsi Maluku harus ada perhatian Pemerintah . Jumat (18/12/2020).
Ketua DPC Asosiasi Penambangan Rakyat Indonesia (APRI) Cabang Kabupaten Buru Kamarudin Burugana mengatakan bahwa sebaiknya potensi emas yang berada dipulau buru
Seperti Gunung Botak, gunung nona maupun gogorea dikelolah oleh masyarakat buru secara ramah lingkungan untuk dapat memperbaiki kelangsungan hidup ekonomi masyarakat Buru di waktu pandemik covid 19 pada saat ini.
Tambang emas yang pernah dikelolah sebelum pemerintah menutup paksa pada tahun 2015 yang lalu secara drastis, turut memperbaiki kwalitas pendapatan per kapita karena aktivitas masyarakat penambang sejak tahun 2012 hingga 2015 mengalami kenaikan ekonomi yang sangat luar biasa.
Setelah pasca penertiban tambang emas masyarakat buru mengalami kehilangan mata pencaharian sumber ekonomi yang semakin merosot sejak itu, bahkan daya beli masyarakatpun menurun karena tutupnya tambang emas, apalagi diwaktu bencana Covid 19 seperti ini lebih parah lagi sumber perekonomian masyarakat Buru.
Karamudin berharap (Pemda) dan Pemerintah pusat dapat mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat pada saat ini, (APRI) siap bergandeng tangan mewujudkan tambang rakyat ramah lingkungan non Mercuri dan Cianida.
Sudah lama rakyat mondar mandir ke jakarta untuk mendorong tambang tersebut, namun semua usaha habis akal sebab pemerintah lewat KLHK telah menanda tangani Konvrensi Minamata untuk mercuri tetapi APRI telah menyiapkan teknologi alternatif pengganti Mercuri dan Cianida agar benar benar proses ekstraksi emas tidak merusak lingkungan paparnya dalam rilisan Sekertaris APRI Buru Hairul Syam.
Pewarta: Malik Masuku